Langsung ke konten utama

AutoBackup Mikrotik : Kirim File Backup ke FTP Server Otomatis

Melakukan backup konfigurasi Mikrotik secara rutin bisa mengurangi resiko downtime yang lama karena harus konfig ulang router ketika terjadi masalah pada router tersebut. Setidaknya jika router rusak, atau RouterOS nya corrupt, kita tidak perlu repot-repot lagi ngonfig dari awal. Tinggal restore saja konfigurasi nya dari file backup yang sudah disimpan sebelumnya.

Namun masalahnya kadang kita terlalu malas untuk sekedar melakukan backup konfigurasi dan menyimpan nya. Sama malasnya seperti saya yang harus me-manage puluhan Router Mikrotik. Capek kalau harus backup konfig satu per satu, hehe :D. 

Sebenarnya pada Tutorial Mikrotik sebelumnya sudah pernah saya bahas tentang :

Tutorial Mikrotik kali ini merupakan pengembangan dari tutorial tersebut, dimana file backup dan export yang sudah di generate bukan dikirimkan ke Email, namun di upload ke Folder di FTP Server secara otomatis dan terjadwal. Sehingga file backup & export yang di upload ke FTP akan tersusun rapi, mudah ditemukan, dan cepat bisa digunakan. Contoh nya seperti ini :


Oke cukup sudah dongeng sebelum tidurnya, kebanyakan baca prolog ntar malah jadi ngantuk :p mari kita langsung saja bahas caranya. Disini kita akan manfaatkan Tool Fetch Mikrotik untuk melakukan proses upload file. Selain itu kita juga akan gunakan Script & Scheduler untuk otomasi nya.

Tutorial Cara AutoBackup Mikrotik : Kirim File Backup ke FTP Server Otomatis

1. Pastikan kita punya akses ke FTP Server untuk membuat direktori lokasi upload file backup.

2. Login via Winbox Mikrotik --> Pastikan Mikrotik nya sudah bisa ping ke FTP Server.

3. Buat Script Auto Backup Mikrotik. Masuk ke menu System --> Scripts --> Tambahkan Script baru --> Beri nama autobackup --> pada kolom Source isikan :
/system backup save name=("BACKUP" . "-" . [/system identity get name] . "-" . \
[:pick [/system clock get date] 4 6] . [:pick [/system clock get date] 0 3] . [:pick [/system clock get date] 7 11]);
/export file=("BACKUP" . "-" . [/system identity get name] . "-" . \
[:pick [/system clock get date] 4 6] . [:pick [/system clock get date] 0 3] . [:pick [/system clock get date] 7 11]);
Contoh nya seperti gambar berikut :


Script ini jika di run akan men-generate file backup (.backup) dan file export (.rsc) dengan format penamaan yang mudah dikenali.


4. Buat Script lagi untuk proses upload file backup. Disini kita akan buat dua script terpisah untuk proses upload file .backup dan .rsc. Untuk script upload file backup beri nama uploadbackup --> Script source nya sebagai berikut :
:global backupname ("BACKUP" . "-" . [/system identity get name] . "-" . \
[:pick [/system clock get date] 4 6] . [:pick [/system clock get date] 0 3] . [:pick [/system clock get date] 7 11] . ".backup");
/tool fetch address=Alamat.FTP mode=ftp user=Username.FTP password=Password.FTP src-path=$backupname dst-path="Direktori.FTP/$backupname" upload=yes
Silakan ubah data yang ditandai kuning dengan data Anda sendiri. Contoh nya sebagai berikut :


5. Script ini dibuat untuk proses upload file export (.rsc) --> Beri nama uploadrsc --> Isikan Source dengan script berikut :

:global backupname ("BACKUP" . "-" . [/system identity get name] . "-" . \
[:pick [/system clock get date] 4 6] . [:pick [/system clock get date] 0 3] . [:pick [/system clock get date] 7 11] . ".rsc");
/tool fetch address=Alamat.FTP mode=ftp user=Username.FTP password=Password.FTP src-path=$backupname dst-path="Direktori.FTP/$backupname" upload=yes

Contoh nya seperti gambar berikut ini :


6. Selanjutnya kita coba Run kedua Script upload tersebut. Coba cek pada folder tujuan upload di FTP Server. Jika konfigurasi script sudah benar, seharusnya akan muncul file .backup dan .rsc seperti gambar berikut ini :

Jika belum muncul file backup nya, silakan cek lagi data pada script nya. Pastikan username dan password FTP nya punya hak akses Permission Read/Write (RW) pada folder tujuan upload. 

7. Sekarang saatnya mambuat penjadwalan, sehingga script tersebut bisa dijalankan secara otomatis dan terjadwal. Kita gunakan Scheduler, masuk ke menu System --> Scheduler --> buat 3 scheduler  baru untuk masing-masing script yang sudah kita buat.

Disini saya contohkan untuk membuat script dijalankan secara otomatis pada 01 Maret 2017 dengan interval 30 hari, jadi script ini akan berjalan mulai tanggal 1 Maret 2017 dan akan jalan otomatis tiap 30 hari.

Pastikan ketiga script tersebut tidak diekseskusi secara otomatis pada waktu yang bersamaan. Dahulukan script autobackup, baru kemudian script uploadbackup dan uploadrsc. Contoh konfigurasi nya silakan lihat gambar berikut :

Nah, sekarang tinggal konfig Router Mikrotik lainnya untuk auto backup ke FTP Server juga. Gak masalah capek konfig di awal, asal kedepanya gak capek tiap bulan ngumpulin file backup satu per satu :D.

Postingan populer dari blog ini

Cara Install Mikrotik di Virtual Private Server (VPS)

Virtual Private Server (VPS) adalah suatu Server yang dibagi menjadi beberapa Virtual Machines (VM) dimana setiap VM merupakan Virtual Server yang dapat di install sistem operasi tersendiri.  Misalnya seperti PC/Laptop kita yang diinstal VMWare atau VirtualBox untuk menjalankan OS tertentu. Disini tentunya kita bisa membuat beberapa VM untuk menjalankan OS yang kita inginkan. Nah, VPS yang dimaksud adalah VPS cloud yang sudah terhubung ke jaringan internet. Untuk menggunakannya kita bisa menyewa VPS yang disediakan oleh berbagai vendor hosting server. Disini saya menggunakan VPS dari Digital Ocean dengan menyewa Virtual Server di Singapore. Untuk apa install Mikrotik di VPS? Ada beberapa kegunaan mikrotik yang bisa kita manfaatkan karena Mikrotik nya akan mempunyai IP Publik, misalnya digunakan sebagai VPN Server , Proxy Server , atau hanya sekedar untuk ngelab saja. Jadi ini merupakan salah satu cara mendapatkan IP Publik pada Mikrotik :D. Oke, langsung saja kita simak Tutorial M...

Cara Mengatasi "No More Sessions are Allowed for User Hotspot Mikrotik"

Pesan Error Login Hotspot Mikrotik ada banyak. Pada artikel sebelum nya telah kita ulas tentang Penjelasan Pesan Error pada Halaman Login Hotspot Mikrotik. Kali ini akan kita bahas salah satu dari Pesan Error pada saat login Hotspot Mikrotik, yaitu No More Sessions are Allowed for User $(username) . Kenapa sih pesan error no more sessions are allowed for user $(username) mesti dibahas khusus? Karena pesan error ini cukup sering muncul pada saat user hotspot login, terutama jika menggunakan username dan password yang sama untuk banyak orang. Kenapa no more sessions are allowed for user $(username) bisa muncul?  Dari hasil terjemahan ke bahasa Indonesia sudah bisa kita ketahui bahwa : sudah tidak ada lagi sesi yang diperbolehkan untuk username tersebut. Jadi disini username yang hendak dipakai oleh user sudah tidak punya sesi lagi yang diperbolehkan oleh Server Hotspot untuk digunakan user login. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi hotspot mikrotik pada shared user yang terbatas, s...

Cara Trunk VLAN dari Cisco ke Mikrotik

Membuat Trunk dan VLAN dari Switch Cisco ke Mikrotik akan kita bahas pada Tutorial Mikrotik kali ini, menyembung artikel sebelumnya tentang Cara Trunk VLAN di Mikrotik ke Cisco Switch. Untuk menyambungkan Trunk & VLAN dari Switch Cisco ke Mikrotik sebenarnya sangat simpel dan mirip dengan membuat Trunk & VLAN dari Mikrotik ke Cisco. Tutorial Mikrotik kali ini lebih membahas tentang Mikrotik yang menerina Trunk VLAN dari Switch Cisco dan menyalurkan nya ke client melalui port ether Mikrotik dengan memanfaatkan Bridge VLAN dan ether nya.   Cara Setting Trunk VLAN dari Cisco ke Mikrotik  1. Pastikan Setting Trunk dan VLAN di Cisco sudah di config dengan benar. Contoh nya seperti gambar berikut : 2. Download Winbox Mikrotik --> Buka Winbox, buat interface VLAN nya, seperti pada artikel sebelumnya Cara Trunk VLAN di Mikrotik ke Cisco Switch. 3. Buat interface Bridge untuk tiap VLAN. Bridge VLAN 10 Bridge VLAN 20   4. Masuk ke tab Port --> Tambahkan Port VL...